BAB I Pendahuluan
1.Latar Belakang
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Baja adalah bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator pembangkit listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Eksploitasi besi baja menduduki peringkat pertama di antara barang tambang logam dan produknya melingkupi hampir 95 persen dari produk barang berbahan logam.
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Baja dan besi tuang dibuat dari bahan tambang besi. Pada besi tersebut diberikan sedikit karbon. Jadi baja adalah perpaduan antara besi dan karbon. Pada pengertian kata sehari-hari seringkali ‘baja’ dan ‘besi’ dipertukarkan. Besi murni sebenarnya hamper tidak pernah dipakai. Apabila kita mendengar kata ‘besi beton’ atau ‘lempengan besi’. Meskipun begitu nama ‘besi’ juga ada pada kata ‘besi tuang’. Kadar karbon pada besi tuang lebih banyak daripada kadar karbon pada baja, biasanya lebih dari 2 %.
Produk baja masih saja sangat penting meskipun pemakaian bahan sintetis semakin meningkat.
2.Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu :
a)Untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen tentang besi, baja dan tanur tinggi.
b)Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami materi tentang besi, baja dan tanur tinggi.
BAB II Pembahasan
2.1 Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
•Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
•Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
•Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1.Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2.Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3.Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4.Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5.Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6.Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7.Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
2.2 Baja
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Besi merupakan unsur yang ditemukan berlimpah di alam. Juga ditemukan di matahari dan bintang lainnya dalam jumlah yang seadanya. Inti atomnya sangat stabil. Besi adalah unsur dasar dari meteorit jenis siderite dan sangat sedikit terdapat dalam 2 jenis meteorit lainnya. Inti bumi dengan radius 2150 mil, terdiri dari besi dengan 10 persen hidrogen teroklusi. Besi merupakan unsur keempat yang berlimpah ditemukan di kerak bumi. Bijih besi yang umum adalah hematit, yang sering terlihat sebagai pasir hitam sepanjang pantai dan muara aliran.
2.2.1 Sifat-sifat Baja
Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu. Memiliki 4 bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi 700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah. Hubungan antara bentuk-bentuk ini sangat aneh. Besi pig adalah alloy dengan 3% karbon dan sedikit tambahan sulfur, silikon, mangan dan fosfor.
Besi bersifat keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur, dan digunakan untuk menghasilkan alloy lainnya, termasuk baja. Besi tempa yang mengandung kurang dari 0.1% karbon, sangat kuat, dapat dibentuk, tidak mudah campur dan biasanya memiliki struktur berserat.
Baja karbon adalah alloy besi dengan sedikit Mn, S, P, dan Si. Alloy baja adalah baja karbon dnegan tambahan seperti nikel, khrom, vanadium dan lain-lain. Besi relatif murah, mudah didapat, sangat berguna dan merupakan logam yang sangat penting.
2.2.2 Klasifikasi baja
Baja dapat diklasifikasikan menjadi :
•Berdasarkan komposisinya :
Baja karbon
Baja paduan rendah
Baja tahan karat
•Berdasarkan proses pembuatannya :
Tanur baja terbuka
Dapur listrik
Proses oksidasi dasar
•Berdasarkan bentuk produk :
Pelat batangan
Tabung
Lembaran
Pita
Bentuk structural
•Berdasarkan struktur mikro :
Feritik
Perlitik
Martensitic
Austenitic
•Berdasarkan kegunaan dalam kontruksi :
Baja structural
Baja Non-Struktural
2.3 Tanur Tinggi
Tanur tinggi adalah tungku besar yang bentuknya seperti terowongan. Bahan yang harus dipanaskan dimasukan pada bagian atas tungku. Dibagian bawah tungku ditiup udara yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu. Suhunya naik sampai 20000C. Pada suhu yang setinggi itu bijih-bijih meleleh dan menetes pada dasar tungku. Berbagai batuan lain yang terikut didalam bijih-bijih tadi ikut meleleh juga. Bijih beserta bebatuan yang meleleh tadi membentuk terak tanur tinggi.
Terak tersebut ditampung secara terpisah dan diolah menjadi berbagai bahan bangunan jalan. Dengan menambahkan kapur yang diberikan pada biji besi dan kokas maka terdapat terak yang bermutu baik.
Besi yang cair disebut besi yang kasar yang terkumpul pada bagian terbawah tanur tinggi tersebut dan ditampung pad waktu-waktu tertentu. Besi kasar itu mengandung cukup banyak karbon (± 4 %) dan pencemaran yang lain sesudah massa pendinginan menyebabkan besi kasar itu menjadi rapuh. Oleh karena itu, besi kasar itu belum dapat ditempa atau digiling.
Besi yang mengandung karbon ± 2%, dinamakan baja. Sebagian besar besi kasar yang dihasilkan dari tungku tanur tinggi diubah menjadi baja dipabrik baja dengan cara menurunkan kadar karbonnya. Perubahan ini, dimana kelebihan kadar karbon dibakar dan terlepas menjadi karbon monoksida, erjadi didalam sebuah tabung reaksi atau didalam tungku. Didalam tabung reaksi (converter) kadar dari karbon itu diturunkan tanpa diberikan pemanasan dari luar. Muatannya dibentuk dari cairan besi kasar. Kadang-kadang ditambahkan besi tua dan bijih besi supaya suhu dapat dikendalikan
Pada proses pengolahan yang kurang modern, seperti pada proses Bessemer dan proses Thomas, udara ditiupkan pada besi kasar tadi. Proses oxy baja yang modern hanya menggunakan oksigen murni, oleh sebab ini terdapatlah baja yang berkualitas lebih baik.
Untuk mengurangi kadar karbon, juga dipakai dengan metode meniupkan panas dari luar tungku. Dengan cara ini bias diolah lebih banyak lagi baja bekas (besi tua) dan besi mentah yang padat ; proses ini lebih mudah dikendalikan karena lebih lamban kerjanya. Pada proses Siemens-Martin digunakan minyak atau gas sebagai bahan bakar ; pada pemakaian tungku listrik, maka listriklah yang memanaskan. Dengan menggunakan tungku listrik, komposisi baja dapat diatur dengan teliti. Oleh sebab itu tungku ini biasa dipakai untuk pembuatan baja yang khusus.
2.3.1 Sifat Baja
Baja mempunyai beberapa sifat yang membuatnya menjadi bahan bangunan yang sangat berharga yaitu :
a.Kekuatan
Baja mempunyai daya tarik, lengkung dan tekanan yang sangat besar. Pada setiap parai baja, pabrikan baja menandai berapa besar daya besar kekuatan itu. Pabriakan baja, misalnya, memasukan beberapa partai baja batangan dan mencantunkan pada baja itu Fe 360. Disini Fe menunjukan bahwa partai itu merupakan produk dari besi, sementara angka itu menunjukan daya kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik baja itu. Yang dimaksud dengan istilah tersebut dalah daya tarik N yang dapat dilakukan baja bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360 N/mm2. Dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37, karena daya tariknya adalah 37 kgf/mm2. Karena sedikit mengandung kadar karbon, maka semua jenis baja mempunyai daya tarik yang kuat. Oleh karena daya tarik baja yang kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur.
b.Kelenturan
Baja bukan saja kuat, tapi juga lentur.
c.Kealotan
Pada umumnya baja bersifat sangat a lot, sehingga tidak cepet patah.
d.Kekerasan
Baja itu sangat keras sekali sehingga sebagai bahan kontruksi, baja mungkin saja untuk digunakan dalam pelbagai tujuan, apabila untuk produk-produk baja tertentu ada suatu keharusan, maka bias saja baja itu, dengan cara dipanaskan, dibuat luar biasa keras.
e.Ketahanan terhadap korosi
Tanpa perlindungan, baja akan cepat sangat berkarat, untung saja dapat diberikan perlindungan yang sangat effektif dengan berbagai cara yaitu
1.Perawatan dengan panas
Kekerasan yang lebih besar adalah sangat penting untuk benda-benda tertentu yang dibuat dari baja. Yang dimaksud dengan kekerasan dari suatu bahan adalah ketahannya terhadap bias atau tidak dimasuki oleh bahan lain. Untuk mencapai kekerasan yang tinggi, maka diperlukan system perawatan dengan panas khusus yang disebut dengan “pengeras”. Sebuah benda baru dapat dikuatkan sesudah benda tersebut diproduksikan, ada berbagai cara untuk mengeraskannya :
•Mengeraskan secara mendalam :
Benda dari baja baik bagian luar maupun bagian dalam dibuat menjadi sangat keras.
•Mengeraskan permukaan
Hanya bagian luarnya saja yang keras sedangkan bagian intinya tidak.
2.Tempering
Tempering adalah memanaskan baja yang sudah diperkeras dengan temperature yang cukup rendah (1800), diikuti dengan pendingan secara perlahan-lahan. Tempering dilakukan dengan tujuan memberikan struktur yang lebih merata pada bahan itu, lewat proses ini maka baja yang telah diperkeraskan tadi hanya sedikit saja diperlunak, tetapi baja itu menjadi tidak begitu rapuh. Karena tempering, produk tersebut menjadi terhindar dari perubahan bentuk (pertambahan isi) sebagai akibat proses pengerasan. Hal ini, terutama ukuran akhir dan semacamnya sangat penting untuk alat pengukur yang tepat seperti caliber.
3.Meningkatkan mutu
Meningkatkan mutu adalah suatu proses dimana baja pertama-tama dikerankan dahulu, kemudian ditempering dengan suhu yang lebih tinggi. Apabila baja yang diperkeras itu dipanaskan lebih lama dan pada suhu yang lebih tinggi (300 sampai 6500C) dari tempering pada umumnya, maka struktur bahan tersebut makin merata. Sejalan dengan pertambahan masa pemanasan dan peninggian suhu, kekerasan aja itu menjadi berkurang, akan tetapi kealotan, kemudahan untuk digarap dan terutama ketahanan terhadap benturan menjdai lebih besar. Dengan meningkatkan mutu baja maka sifat-sifat baja itu akan biasa disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Baja denga mutu yang sudah ditingkatkan biasanya dipakai untuk assesoris mesin yang dikenai beban berganti-ganti, misalnya pen (spring).
4.Cara merawat permukaan baja
Gambar : Baja yang disepuh dengan seng.
Bahan yang tahan karat tidak membutuhkan perlingungan. Semua jenis baja yang lian ketika bersentuhan denga udara pasti menjadi rapuh (baja itu berkorosi).
Metode yang banyak digunakan untuk melindungi suatu benda dari korosi adalah melapisi benda tersebut dengan logam lain yang tidak akan berkarat. Yang paling banyak dipakai untuk tujuan tersebut adalah :
•Seng (disepuh dengan menggunakan seng)
•Timah (disepuh dengan menggunakan timah)
•Kromium (disepuh dengan menggunakan kromium)
•Alumunium (terutama untuk menghindari korosi pada temperature tinggi)
•Melapisi baja dengan aspal : untuk melawan lorosi pada bagian luar antara lain digunakan lapisan aspal pada kedua sisi las tinggal kira-kira 150 mm tanpa lapisan.
2.3.2 Hasil produk baja
Baja dibedakan dalam sejumlah kelompok yaitu :
1.Baja Batangan
Jenis baja batangan yang paling utama adalah :
Persegi panjang (datar), Misal : 8 x 50 atau 10 x 80, persegi empat, (32 berarti : baja batangan persegi empat dengan tebal 32 mm bundar. 50 berarti : baja batangan bundar dengan tebal 50 mm.
Ada kemungkinan juga bahwa penampang berbentuk lain, misalnya persegi enam adat untuk membuat poros, baut, mur, penopang dan semacamnya
Dari kawat baja yang agar tebal dan dibuat menjadi seragam siswa.
Kawat tarikan, seperti yang telah disebutkan tadi, adalah sangat kaku. Dengan melakukan tempering pada kawat itu, maka kekakuan ini akan hilang. Hal ini dilakukan dengan cara memanaskan kawat tersebut lalu mendinginkannya secara perlahan-lahan.
2.Baja Lembaran
Baja lembaran biasanya berukuran 2 kali 1 meter. Tebal dari baja lembaran ini ditentukan dalam satuan mm. Jenis-jenisnya dapat dibedakan sebagai berikut :
•Lembaran kasar : lebih tebal dari 5 mm
•Lembaran jenis menengah : tebal 3 sampai 5 mm
•Lembaran halus : lebih tipis dari 3 mm( untuk industry karoseri).
•Jenis lembaran khusus :
Pelat Lantai : pelat baja ini diberika motif berstruktur timbul untuk menghindari bahaya tergelincir. Struktur tersebut bias mempunyai berbagai bentuk. Pelat ini ada yang mempunyai mempunyai motif kotak-kotak, butir air mata, dan bola-bola kecil.
Pelat berlubangan-lubang
Pada pelat ini bias dibuat berbagai bentuk lubang.
3.Baja berprofil
Pada tempat penggilingan baja, hamper segala profil dapat diterapkan. Bagian terpenting dari produksi ini berupa profil baja yang dinormalisasikan. Bentuk profil ini sudah ditentukan (dinormalisasikan). Profil ini dapat dilihat pada table profil baja. Profil baja banyak sekali dipakai dalam bidang kontruksi. Kita bias lihat pada jembatan, kerangka baja, kasau atap dan sejenisnya. Penampang baja profil biasanya dalam bentuk-I atau bentuk-U. Bentuk-T juga bisa didapatkan.
Kecuali bentuk diatas, ada juga bentuk-bentuk yang terkenal seperti baja bersudut sama kaki atau bukan sama kaki. Selain ini, masih banyak lagi jenis-jenis profil yang disa dibuat oleh alat penggiling baja tersebut. Beberapa contohnya adalah :
* Profil rel untuk kereta api, trem dan kendaraan mesin gerek.
* Baja profil dinding dam
* Profil H, profil Z dll
4.Pipa
Pipa baja bundar dipasarkan dalam bentuk pipa tanpa bersambungan, atau pipa dengan satu sambungan (pipa yang dilas). Untuk diameter sampai 70 mm pipa pres tanpa sambungan bias dibuat. Dipasaran juga ada pipa tanpa sambungan tarikan( dengan cetakan).
•Pipa pres dibuat dengan cara sepotong baja membara ditekankan dengan alat penekan malalui sebuah lubang berbentuk cincin.
•Pipa tarikan terbentuk apabila pipa itu melalui sebuah lubang berbentuk cincin ditarik kedalam keping tarik.
Pipa bundar yang dilas dibuat dari baja lembaran. Baja lembaran tersebut dibuat menjadi bundar dengan digiling atau ditarik dan sesudah itu dilas dengan mesin.
Selain pipa bundar, juga diproduksi pipa persegi empat., persegi panjang, atau juga pipa oval. Pipa yang tidak bulat ini disebut pipa profil. Kalau perlu, pipa profil bias dibuat sebagai pipa tanpa sambungan. Pada umumnya pipa tersebut dipasarkan dalam bentuk polos dan dilas.
Ukuran pipa bundar dan pipa profil ditentukan dalam mm. ukuran ini biasanya menunjukan ukuran sisi luar dan tebal dibding pipa tersebut, misal untuk pipa bundar 30 x 2, 5 dan untuk pipa profil 60 x 30 x 2.
Kadang-kadang pengecualian dalam menunjukan ukuran akan terlihat pada pipa bundar yang dilas. Misalnya ukuran dalam dan diameter sisi luar menjadi 60/66 atau 100/114. Pipa banyak dipakai untuk pembuatan kontruksi, saluran pipa dan assesoris.
5.Panduan Baja
Baja yang mengandung sedikit karbon dinamakan baja tanpa panduan. Tetapi pada waktu pengolahan, baja cair bias dipadukan dengan logam lain atau komponen lain dalam jumlah tertentu. Andaikata hal ini dilakukan, maka terjadilah baja paduan.
Ketika memadukan baja dengan logam lain maka sifat baja akan terpengaruh sehingga menghasilkan baja paduan yang sesuai dengan sifat yang diinginkan sebelum proses itu dijalankan. Jadi, antara lain sifat-sifat berikut yang dapat dipengaruhi : daya tarik dan daya lengkung, kekerasan, ketahanan erhadap panas, kecepatan aus, kealotan, ketahanan terhadap korosi, dan sebagainya. Elemen paduan berikut adalah chrome, nikel, molybdenum, vanadium, mangan dan silicon.
Khrom
Apabila kita memadukan baja dengan chrome, maka kita mendapatkan baja chrome. Baja ini keras, tetapi juga lentur dan lagi pula juga tidak cepat aus. Biasanya hal ini diterapkan untuk pembuatan bantalan peluru, daun gergaji, gunting dan benda lainnya yang tidak boleh cepat aus.
> Nikel
Baja nikel mempunyai daya/kekuatan tarik yang sangat tinggi dan anti karat. Baja ini banyak dipakai untuk poros engkol dan roda gigi.
> Molybdenum dan vanadium
Elemen campuran dari kedua logam ini memperbaiki kemungkinan untuk mengeraskan baja dan elemen itu ditambahkan terutama untuk tujuan tersebut.
> Silikon
Sejumlah presentasi silicon didalam baja akan meninggikan ketahanannya terhadap oksidasi pada temperature yang tinggi, terutama kalau dikombinasikan dengan kromium dan alumunium. Hal ini terjadi akibat terbentuknya lapisan padat pada permukaan yang akan menghindari kemungkinan masuknya zat asam. Silicon juga mempertinggi dalamnya dalam kekerasan baja. Baja jenis ini dipakai dalam pembuatan kontruksi bangunan, mesin dan perkakas-perkakas.
> Baja khusus
Baja khusus adalah baja paduan dengan peningkatan mutu. Apabila ada tuntutan khusus yang hari dipenuhi, maka baja khusus ini akan dipergunakan. Contoh-contoh sebagai berikut :
•Berbagai kelompok baja perkakas termasuk didalamnya perkakas iris untuk memutar, mengetam, mengebor dan memfrais. Disini baja berkecepatan tinggi (highspeed steel) memegang peranan penting. Baja ini lama sekali tinggal keras dan tajam, bahkan juga pada saat penggarapan dengan tempertur tinggi. Ada juga jenis baja khusus untuk instalasi pengepresan, pencetak, kunci sekrup dan perkakas lainnya.
•Baja pegas untuk dipakai pegas daun, pegas punter (torsion spring) dan pegas tahan panas pada motor mesin.
•Baja yang dipakai untuk berbagai kerjaan mesin. Salah satu jenis yang pentinga adalah baja free.
•Jenis yang paling penting adalah baja otomatis terutama cocok untuk digarap dengan mesin bubut otomatis. Bila baja selalu terpotong pendek supaya tidak menimbulkan bahaya yang menyebabkan peralatan itu macet karena terlalu lama menyerut baja itu.
•Baja yang dapat bertahan dengan baik terhadap beban yang berubah-ubah. Baja dengan daya ‘kelelahan’ (fatigue strength) yang begitu besar dipakai antara lai untuk membuat rantai katrol.
BAB III Penutup
a.Kesimpulan
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Tanur tinggi adalah tungku besar yang bentuknya seperti terowongan. Bahan yang harus dipanaskan dimasukan pada bagian atas tungku. Dibagian bawah tungku ditiup udara yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu. Suhunya naik sampai 20000C. Pada suhu yang setinggi itu bijih-bijih meleleh dan menetes pada dasar tungku. Berbagai batuan lain yang terikut didalam bijih-bijih tadi ikut meleleh juga. Bijih beserta bebatuan yang meleleh tadi membentuk terak tanur tinggi.
Welcome to my Blogz... Sebelum membaca harap berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing dan sucikan hati... Steve Tansah Magishter Peacecesz Putune Eyang Suro 1989/2010/2011
Jumat, 18 Juni 2010
Selasa, 25 Mei 2010
PENGUJIAN MUTU AIR DAN LIMBAH
BOD
kebutuhan Oksigen biokimia (Biochemical Oxigen Demand/BOD) jumlah mg oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba anaerobik untuk menguraikan bahan organik karbon dalam 1 L air selama 5 hari pada suhu 20 derajat C kurang lebih 1 derajat C
COD
Chemical Oxigen Demand(COD)=jumlah mg oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dan anorganik secara kimiawi ataupun microbiologi dalam 1 liter air. jumlah oksidan Cr2O7 yang beraksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk setiap 1000ml contoh uji
prinsip COD Senyawa organik dan anorganik terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7 dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+
TSS(total suspention Solid)
residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 mikro atau lebih besar dari ukuran partikel koloid
PARAMETER FISIK AIR
1.Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan. Di perairan, cahaya memilki dua fungsi utama (Jeffries dan Mills, 1996):
•Memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis densitas) dan selanjutnya menyebabkan terjadinya pencampuran massa dan kimia air. Perubahan suhu juga mempengaruhi tingkat kesesuain perairan sebagai habitat bagi suatu organisme akuatik, karena setiap organisme akuatik memiliki kisaran suhu minimum dan maksimum bagi kehidupannya.
•Merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis algae dan tumbuhan air.
2.Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Peningkatan suhu mengakibatkan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi, menyebabkan penurunan larutan gas dalam air misalnya O2, CO2, N2, CH4 dsb selain itu peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya peningkatan konsumsi oksigen.
3.Kecerahan dan Kekeruhan
•Kecerahan tergantung warna dan kekeruhan . Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk yang dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, padatan tersuspensi dan ketelitian analis.
•Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air.
•Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (ex: lumpur dan pasir halus), maupun bahan organik dan anorganik yang berupa plankton dan mikroorganisme. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas.
•Alat pengukur turbiditas air yaitu: Jackson Candler Turbidimeter (satuan 1 JTU yang bersifat visual yang membandingkan air sampel dengan air standar), metode Nephelometric (sumber cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar denga satua NTU)
•Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Misalnya air laut memiliki nilai padatan terlarut tinggi tetapi tidak berarti memiliki nilai kekeruhan tinggi.
4.Warna
warna perairan dikelompokkan menjadi dua yaitu:
•Warna sesungguhnya (true color): warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut. Pada penentuan warna true color , bahan-bahan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu.
•Warna tampak (apparent color): warna yang hanya tidak disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi.
Warna perairan umumnya disebabkan oleh partikel koloid bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna di perairan dapat dilakukan dengan penambahan koagulan yang bermuatan positif, misalnya alumunium dan besi.
5.Padatan total, terlarut dan tersuspensi
•Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu. Residu dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat merupakan anion utama di perairan telah mengalami transformasi menjadi CO2, sehingga CO2 dan gas-gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalam nilai padatan total
•Total padatan tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter >1 µm) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, terutama disebabkan oleh kikisan ntanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air.
•Total padatan terlarut (Total Dissolved Solid) adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10 -6 mm) dan koloid (diameter < 10 -6 mm - < 10 -3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm.
6.Konduktivitas
Konduktivitas (daya hantar listrik) adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran air. Oleh karena itu semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai daya hantar listrik.
7.Salinitas
Salinitass adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
kebutuhan Oksigen biokimia (Biochemical Oxigen Demand/BOD) jumlah mg oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba anaerobik untuk menguraikan bahan organik karbon dalam 1 L air selama 5 hari pada suhu 20 derajat C kurang lebih 1 derajat C
COD
Chemical Oxigen Demand(COD)=jumlah mg oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dan anorganik secara kimiawi ataupun microbiologi dalam 1 liter air. jumlah oksidan Cr2O7 yang beraksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk setiap 1000ml contoh uji
prinsip COD Senyawa organik dan anorganik terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7 dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+
TSS(total suspention Solid)
residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 mikro atau lebih besar dari ukuran partikel koloid
PARAMETER FISIK AIR
1.Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan. Di perairan, cahaya memilki dua fungsi utama (Jeffries dan Mills, 1996):
•Memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis densitas) dan selanjutnya menyebabkan terjadinya pencampuran massa dan kimia air. Perubahan suhu juga mempengaruhi tingkat kesesuain perairan sebagai habitat bagi suatu organisme akuatik, karena setiap organisme akuatik memiliki kisaran suhu minimum dan maksimum bagi kehidupannya.
•Merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis algae dan tumbuhan air.
2.Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Peningkatan suhu mengakibatkan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi, menyebabkan penurunan larutan gas dalam air misalnya O2, CO2, N2, CH4 dsb selain itu peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya peningkatan konsumsi oksigen.
3.Kecerahan dan Kekeruhan
•Kecerahan tergantung warna dan kekeruhan . Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk yang dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, padatan tersuspensi dan ketelitian analis.
•Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air.
•Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (ex: lumpur dan pasir halus), maupun bahan organik dan anorganik yang berupa plankton dan mikroorganisme. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas.
•Alat pengukur turbiditas air yaitu: Jackson Candler Turbidimeter (satuan 1 JTU yang bersifat visual yang membandingkan air sampel dengan air standar), metode Nephelometric (sumber cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar denga satua NTU)
•Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Misalnya air laut memiliki nilai padatan terlarut tinggi tetapi tidak berarti memiliki nilai kekeruhan tinggi.
4.Warna
warna perairan dikelompokkan menjadi dua yaitu:
•Warna sesungguhnya (true color): warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut. Pada penentuan warna true color , bahan-bahan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu.
•Warna tampak (apparent color): warna yang hanya tidak disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi.
Warna perairan umumnya disebabkan oleh partikel koloid bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna di perairan dapat dilakukan dengan penambahan koagulan yang bermuatan positif, misalnya alumunium dan besi.
5.Padatan total, terlarut dan tersuspensi
•Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu. Residu dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat merupakan anion utama di perairan telah mengalami transformasi menjadi CO2, sehingga CO2 dan gas-gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalam nilai padatan total
•Total padatan tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter >1 µm) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, terutama disebabkan oleh kikisan ntanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air.
•Total padatan terlarut (Total Dissolved Solid) adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10 -6 mm) dan koloid (diameter < 10 -6 mm - < 10 -3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm.
6.Konduktivitas
Konduktivitas (daya hantar listrik) adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran air. Oleh karena itu semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai daya hantar listrik.
7.Salinitas
Salinitass adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Rabu, 17 Maret 2010
Materi HACCP
ALASAN PENERAPAN HACCP
o Banyak produk tercemar berbahaya yang berimplikasi thd kesehatan manusia dan biaya sangat mahal
o Inspeksi di produk akhir tidak memberi jaminan dan keyakinan
o Inspeksi dan sampling bersifat destruktif dan sukar mengidentifikasi patogen
o Insiden makanan dimulai dari suplay bahan baku mutu rendah, penangan salah, kebersihan dan pemeliharaan kurang memadai
o Insiden keracunan berbagai kasus.
MENURUT ERYAYTNO (1996) UNTUK DAPAT BEKERJA SEMPURNA :
1. MEMP. METODOLOGI PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN
2. TIM MULTIDISIPLIN
3. PENGORGANISASIAN
4. DISIPLIN UTK BIDANG NON KUANTITATIF
5. TEKNIK MODEL MATEMATIK
6. TEKSNI STIMULASI
7. TEKNIK OPTIMASI
8. APLIKASI KOMPUTER
HACCP YG KONSISTEN
SISTEMPENDEKATAN DEMING (PDCA)
DIKEMBANGKAN OKLAND (EPDCA)
SEBAGAI SISTEM :
- EVALUASI SEBAGAI TAHAP AWAL UNTUK MEMETAKAN SITUASI DAN MENDIFINISIKAN SASARAN
- EVALUASI DILAKSANAKAN MELALUI ANALSIS BAHAYA SAMPAI MENETAPKAN TITIK KENDALI KRITIS
- PERENCANAAN (PLAN) ,
DENGAN MENYUSUN RENCANA HACCP (MENDIFINISKAN KEBUTUHAN, FORMULASI MASALAH. KELAYAKAN DR ALTERNAITIF, PEMILIHAN METODE ALTERNATIF, RANCANGAN YG OPTIMAL, OPERASI SISTEM)
RENCANA HACCP
DIFINISI :
DOKUMEN YG DIBUAT SESUAI PRINSIP-PRINSIP HACCP UNTUK MENJAMIN PENGENDALIAN BAHAYA YG NYATA BAGI KEAMANAN PANGAN PADA BAGIAN RANTAI PANGAN YG SEDANG DIPERTIMBANGKAN
PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM BAGI PERUSAHAN YN MENERAPKAN SISTEM HACCP SCR SISTEMATIK, BENAR, TELITI, REALISTIK
RENCANA KERJA JAMINAN MUTU (RKJM) PANDUAN MUTU
DOKUMEN INI BERTUJUAN SEBAGAI PANDUAN MUTU
RENCANA HACCP DAN PELAKSANAANYA HARUS DAPAT DIADAPTASIKAN PADA SETIAP AKTIVITAS PRODUKSI DISETIAP UNIT
PENYUSUNAN HARUS BERBASIS :
- BESAR KECILNYA USAHA
- BIDANG KEGIATAN
- FAKTOR KEBUTUHAN
- KEBIASAAN
PENYUSUNAN RENCANA HACCP SPESIFIK UNTUK SETIAP BADAN USAHA
BERSIFAT “SMART”
SIMPLE : TIDAK RUMIT DAN MUDAH DIMENGERTI OLEH SELURUH ELEMEN PELAKSANA
SISTEM HACCP
MEASURABLE , HARUS TERUKUR, MUDAH DISEBUTKAN PENCAPAIAN DAN DPT DIBANDINGKAN DGN BATAS KRITIS YG TELAH DIBUAT DALAM RENCANA
ACHIEVABLE (DPT DICAPAI),
REAL (RENCANA DIDASARKAN SESUATU YG NYATA)
TIME BOUND (RENCANA DIDASARKAN DALAM WAKTU YG TERBATAS)
ELEMEN/RUANG LINGKUP RENCANA HACCP
MENCAKUP 3 MATERI UTAMA :
1.PRINSIP HACCP, IMPLEMENTASI 7 PRINSIP DAN LANGKAH-LANGKAH PENERAPANNYA SESUAI SNI 01-4852-1998 (12 LANGKAH PENERAPAN HACCP)
2.PERSYARATAN DASAR, MELALUI PENERAPAN GMP DAN SSOP
3.PROGRAM UNIVERSAL MANAJEMEN MUTU : PROGRAM UNTUK MENJAMIN KONSISTENSI DAN KETELUSURAN (TRACEAILITY)
Tujuan Risk Assesment:
Mampu merancang
Hazard identification (bakteri patogen dan komponen kimia toksik)
Hazard characterization (bakteri patogen dan komponen kimia toksik)
Exposure assessment (bakteri patogen dan komponen kimia toksik)
Risk characterization (bakteri patogen dan komponen kimia toksik)
Risk analysis
Proses ilmiah untuk mengevaluasi probabilitas suatu kejadian dan tingkat severity atau dampak buruk yang potensial terjadi pada kesehatan
Gabungan dari risk assessment, risk management dan risk communication.
1. Hazard identification
Proses identifikasi agen biologis atau kimiawi yang dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan dan memungkinkan terdapat pada produk makanan secara parsial atau kelompok.
2. Hazard characterization
Evaluasi kuantitatif dan kualitatif secara alami dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan melalui agen biologis atau kimia pada makanan.
3. Exposure assessment
Evaluasi kuantitatif dan kualitatif yang bersifat “likely intake” pada agen biologi melalui makanan.
4. Risk characterization
Estimasi kualitatif dan kuantitatif untuk mengestimasi probabilitas suatu kejadian dan tingkat severity atau dampak buruk yang potensial terjadi pada kesehatan yang diberikan pada suatu populasi berdasarkan hazard identification, hazard characterization dan exposure assessment
o Banyak produk tercemar berbahaya yang berimplikasi thd kesehatan manusia dan biaya sangat mahal
o Inspeksi di produk akhir tidak memberi jaminan dan keyakinan
o Inspeksi dan sampling bersifat destruktif dan sukar mengidentifikasi patogen
o Insiden makanan dimulai dari suplay bahan baku mutu rendah, penangan salah, kebersihan dan pemeliharaan kurang memadai
o Insiden keracunan berbagai kasus.
MENURUT ERYAYTNO (1996) UNTUK DAPAT BEKERJA SEMPURNA :
1. MEMP. METODOLOGI PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN
2. TIM MULTIDISIPLIN
3. PENGORGANISASIAN
4. DISIPLIN UTK BIDANG NON KUANTITATIF
5. TEKNIK MODEL MATEMATIK
6. TEKSNI STIMULASI
7. TEKNIK OPTIMASI
8. APLIKASI KOMPUTER
HACCP YG KONSISTEN
SISTEMPENDEKATAN DEMING (PDCA)
DIKEMBANGKAN OKLAND (EPDCA)
SEBAGAI SISTEM :
- EVALUASI SEBAGAI TAHAP AWAL UNTUK MEMETAKAN SITUASI DAN MENDIFINISIKAN SASARAN
- EVALUASI DILAKSANAKAN MELALUI ANALSIS BAHAYA SAMPAI MENETAPKAN TITIK KENDALI KRITIS
- PERENCANAAN (PLAN) ,
DENGAN MENYUSUN RENCANA HACCP (MENDIFINISKAN KEBUTUHAN, FORMULASI MASALAH. KELAYAKAN DR ALTERNAITIF, PEMILIHAN METODE ALTERNATIF, RANCANGAN YG OPTIMAL, OPERASI SISTEM)
RENCANA HACCP
DIFINISI :
DOKUMEN YG DIBUAT SESUAI PRINSIP-PRINSIP HACCP UNTUK MENJAMIN PENGENDALIAN BAHAYA YG NYATA BAGI KEAMANAN PANGAN PADA BAGIAN RANTAI PANGAN YG SEDANG DIPERTIMBANGKAN
PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM BAGI PERUSAHAN YN MENERAPKAN SISTEM HACCP SCR SISTEMATIK, BENAR, TELITI, REALISTIK
RENCANA KERJA JAMINAN MUTU (RKJM) PANDUAN MUTU
DOKUMEN INI BERTUJUAN SEBAGAI PANDUAN MUTU
RENCANA HACCP DAN PELAKSANAANYA HARUS DAPAT DIADAPTASIKAN PADA SETIAP AKTIVITAS PRODUKSI DISETIAP UNIT
PENYUSUNAN HARUS BERBASIS :
- BESAR KECILNYA USAHA
- BIDANG KEGIATAN
- FAKTOR KEBUTUHAN
- KEBIASAAN
PENYUSUNAN RENCANA HACCP SPESIFIK UNTUK SETIAP BADAN USAHA
BERSIFAT “SMART”
SIMPLE : TIDAK RUMIT DAN MUDAH DIMENGERTI OLEH SELURUH ELEMEN PELAKSANA
SISTEM HACCP
MEASURABLE , HARUS TERUKUR, MUDAH DISEBUTKAN PENCAPAIAN DAN DPT DIBANDINGKAN DGN BATAS KRITIS YG TELAH DIBUAT DALAM RENCANA
ACHIEVABLE (DPT DICAPAI),
REAL (RENCANA DIDASARKAN SESUATU YG NYATA)
TIME BOUND (RENCANA DIDASARKAN DALAM WAKTU YG TERBATAS)
ELEMEN/RUANG LINGKUP RENCANA HACCP
MENCAKUP 3 MATERI UTAMA :
1.PRINSIP HACCP, IMPLEMENTASI 7 PRINSIP DAN LANGKAH-LANGKAH PENERAPANNYA SESUAI SNI 01-4852-1998 (12 LANGKAH PENERAPAN HACCP)
2.PERSYARATAN DASAR, MELALUI PENERAPAN GMP DAN SSOP
3.PROGRAM UNIVERSAL MANAJEMEN MUTU : PROGRAM UNTUK MENJAMIN KONSISTENSI DAN KETELUSURAN (TRACEAILITY)
Tujuan Risk Assesment:
Mampu merancang
Hazard identification (bakteri patogen dan komponen kimia toksik)
Hazard characterization (bakteri patogen dan komponen kimia toksik)
Exposure assessment (bakteri patogen dan komponen kimia toksik)
Risk characterization (bakteri patogen dan komponen kimia toksik)
Risk analysis
Proses ilmiah untuk mengevaluasi probabilitas suatu kejadian dan tingkat severity atau dampak buruk yang potensial terjadi pada kesehatan
Gabungan dari risk assessment, risk management dan risk communication.
1. Hazard identification
Proses identifikasi agen biologis atau kimiawi yang dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan dan memungkinkan terdapat pada produk makanan secara parsial atau kelompok.
2. Hazard characterization
Evaluasi kuantitatif dan kualitatif secara alami dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan melalui agen biologis atau kimia pada makanan.
3. Exposure assessment
Evaluasi kuantitatif dan kualitatif yang bersifat “likely intake” pada agen biologi melalui makanan.
4. Risk characterization
Estimasi kualitatif dan kuantitatif untuk mengestimasi probabilitas suatu kejadian dan tingkat severity atau dampak buruk yang potensial terjadi pada kesehatan yang diberikan pada suatu populasi berdasarkan hazard identification, hazard characterization dan exposure assessment
Selasa, 16 Maret 2010
Tekpen Materi
II. RUMUSAN MASALAH, TUJUAN DAN MANFAAT
Rumusan masalah:
1.Rumusan masalah merupakan kristalisasi dari berbagai hal yang disebutkan di latar belakang.
2.Rumusan masalah sebaiknya memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks, dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti atau dicari alternatif pemecahannya.
3.Rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya memang akan lebih jelas daripada kalau dinyatakan dalam bentuk kalimat berita.
Tujuan dan manfaat:
1.Tujuan berkaitan erat dengan rumusan masalah, dan merupakan arahan jawaban dari hipotesis.
2.Tujuan ini dapat dibagi atas tujuan umum dan tujuan khusus.
3.Tujuan umum adalah tujuan yang ingin dicapai setelah penelitian selesai.
4.Tujuan khusus atau tujuan operasional merupakan bagian dari tujuan umum, mengemukakan hasil-hasil yang hendak dicapai.
5.Dalam menuliskan tujuan gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan, bahkan membuat suatu prototipe.
6.Kata mengetahui tidak layak dituliskan untuk tujuan penelitian.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka:
1.Memuat teori yang mendasari obyek atau masalah yang dibahas/diteliti, seperti hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang dibahas, kajian teori, kerangka pemikiran, dan rumusan hipotesis.
2.Semua bahan yang disajikan dalam tinjauan pustaka hendaknya relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut.
3.Esensi tinjauan pustaka bukan mencari masalah dalam kepustakaan, melainkan berfungsi mempertajam masalah, mempelajari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, apa yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya, dan sekaligus mengindari pengulangan yang tidak perlu dan menghindari kesalahan yang dihadapi oleh peneliti/penulis sebelumnya.
4.Substansi tinjauan pustaka hendaknya dapat memberikan landasan ilmiah untuk mempertajam dan menjawab permasalahan, metode pelaksanaan yang dipilih, arah, dan ruang lingkup kegiatan.
5.Sumber pustaka yang digunakan sebaiknya dapat berupa buku, buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal, buletin penelitian, atau lainnya dengan syarat mempunyai relevansi langsung dengan masalah atau topik yang diangkat.
6.Diktat kuliah, penuntun praktikum, dan bahan kuliah seyogyanya tidak digunakan sebagai bahan kepustakaan.
IV. METODE KEGIATAN
Pada prinsipnya metode kegiatan ini mengandung aspek:
1.Prosedur yang dilakukan.
2.Tempat dan waktu pelaksanaannya.
3.Bahan dan alat.
4.Cara yang digunakan baik untuk mengumpulkan maupun mengolah/analisis data guna memperoleh jawaban atas pertanyaan yang tersirat dalam rumusan masalah.
Metode penelitian bidang eksakta:
1.Tempat dan waktu pelaksanaannya:
Lokasi atau daerah sasaran
Waktu penelitian: bisa menggambarkan kondisi iklim.
2.Bahan dan alat: mencakup spesifikasi bahan atau materi penelitian, termasuk asal sampel, cara penyiapan sampel, umur sampel, sifat fisik dan bahan kimia yg digunakan.
3.Metode penelitian: disajikan prosedur penelitian secara lengkap dan terinci tentang tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian, serta digambarkan dalam bentuk diagram alir.
4.Pengukuran/pengamatan parameter diuraikan jenis parameter atau pengumpulan data, termasuk cara pengukuran, uji yang dilakukan (fisik,kimiawi, organoleptik, maupun biologis), cara menganalisis data, dan analisis data secara statistik.
Metode penelitian bidang sosial/ekonomi
1.Metode pengambilan contoh: terdiri dari uraian tempat/lokasi dan waktu penelitian, metode pengambilan contoh, dan pengumpulan data primer.
2.Kerangka konseptual dan analisis data: memuat tentang alur berpikir dalam menjawab permasalahan penelitian, kerangka analisis data, yang meliputi model statistik, dan definisi variabel yang dipakai dalam analisis.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Pada bab ini disajikan dua hal yaitu hasil penelitian dan pembahasannya.
2.Hasil penelitian merupakan inti karya tulis ilmiah karena pada bagian ini disajikan data dan informasi yang ditemukan dalam kegiatan tersebut yang nantinya akan digunakan sbg dasar penyimpulan.
3.Hasil kegiatan dapat memuat data utama, data penunjang, dan pelengkap yang diperlukan. Bentukpenyajiannya dapat berupa teks, tabel, grafik, bagan atau foto.
4.Pembahasan memuat kajian (analisis), bahasan dan verifikasi dari hasil kegiatan/penelitian.
5.Bagian ini merupakan bagian kemampuan penulis dalam menguji hipotesis dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
6.Hasil kegiatan/penelitian harus dibandingkan dan dikonfrontasi dengan teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terdapat dalam tinjauan pustaka, baik yang seiring maupun yang berlawanan.
7.selain itu perlu juga dilengkapi alasan dan pertimbangan mengapa hasil kegiatan atau penelitian tersebut sesuai atau berlawanan dengan teori atau hasil penelitian terdahulu. Alasan yang diberikan dapat berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif, kuantitatif atau secara statistik.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan harus merupakan pernyataan singkat dan akurat yang diperoleh hanya dari bab hasil dan pembahasan.
2.Kesimpulan merupakan jawaban terhadap permasalahan dan sedapat mungkin berkorespondensi dengan tujuan kegiatan.
3.Saran merupakan implikasi dari hasil kegiatan, jadi saran ini juga harus diambil dari bab hasil dan pembahasan serta kesimpulan.
4.Saran merupakan pengalaman dan pertimbangan penlis yang diperuntukkan bagi penulis lain dalam bidang sejenis.
Rumusan masalah:
1.Rumusan masalah merupakan kristalisasi dari berbagai hal yang disebutkan di latar belakang.
2.Rumusan masalah sebaiknya memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks, dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti atau dicari alternatif pemecahannya.
3.Rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya memang akan lebih jelas daripada kalau dinyatakan dalam bentuk kalimat berita.
Tujuan dan manfaat:
1.Tujuan berkaitan erat dengan rumusan masalah, dan merupakan arahan jawaban dari hipotesis.
2.Tujuan ini dapat dibagi atas tujuan umum dan tujuan khusus.
3.Tujuan umum adalah tujuan yang ingin dicapai setelah penelitian selesai.
4.Tujuan khusus atau tujuan operasional merupakan bagian dari tujuan umum, mengemukakan hasil-hasil yang hendak dicapai.
5.Dalam menuliskan tujuan gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan, bahkan membuat suatu prototipe.
6.Kata mengetahui tidak layak dituliskan untuk tujuan penelitian.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka:
1.Memuat teori yang mendasari obyek atau masalah yang dibahas/diteliti, seperti hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang dibahas, kajian teori, kerangka pemikiran, dan rumusan hipotesis.
2.Semua bahan yang disajikan dalam tinjauan pustaka hendaknya relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut.
3.Esensi tinjauan pustaka bukan mencari masalah dalam kepustakaan, melainkan berfungsi mempertajam masalah, mempelajari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, apa yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya, dan sekaligus mengindari pengulangan yang tidak perlu dan menghindari kesalahan yang dihadapi oleh peneliti/penulis sebelumnya.
4.Substansi tinjauan pustaka hendaknya dapat memberikan landasan ilmiah untuk mempertajam dan menjawab permasalahan, metode pelaksanaan yang dipilih, arah, dan ruang lingkup kegiatan.
5.Sumber pustaka yang digunakan sebaiknya dapat berupa buku, buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal, buletin penelitian, atau lainnya dengan syarat mempunyai relevansi langsung dengan masalah atau topik yang diangkat.
6.Diktat kuliah, penuntun praktikum, dan bahan kuliah seyogyanya tidak digunakan sebagai bahan kepustakaan.
IV. METODE KEGIATAN
Pada prinsipnya metode kegiatan ini mengandung aspek:
1.Prosedur yang dilakukan.
2.Tempat dan waktu pelaksanaannya.
3.Bahan dan alat.
4.Cara yang digunakan baik untuk mengumpulkan maupun mengolah/analisis data guna memperoleh jawaban atas pertanyaan yang tersirat dalam rumusan masalah.
Metode penelitian bidang eksakta:
1.Tempat dan waktu pelaksanaannya:
Lokasi atau daerah sasaran
Waktu penelitian: bisa menggambarkan kondisi iklim.
2.Bahan dan alat: mencakup spesifikasi bahan atau materi penelitian, termasuk asal sampel, cara penyiapan sampel, umur sampel, sifat fisik dan bahan kimia yg digunakan.
3.Metode penelitian: disajikan prosedur penelitian secara lengkap dan terinci tentang tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian, serta digambarkan dalam bentuk diagram alir.
4.Pengukuran/pengamatan parameter diuraikan jenis parameter atau pengumpulan data, termasuk cara pengukuran, uji yang dilakukan (fisik,kimiawi, organoleptik, maupun biologis), cara menganalisis data, dan analisis data secara statistik.
Metode penelitian bidang sosial/ekonomi
1.Metode pengambilan contoh: terdiri dari uraian tempat/lokasi dan waktu penelitian, metode pengambilan contoh, dan pengumpulan data primer.
2.Kerangka konseptual dan analisis data: memuat tentang alur berpikir dalam menjawab permasalahan penelitian, kerangka analisis data, yang meliputi model statistik, dan definisi variabel yang dipakai dalam analisis.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Pada bab ini disajikan dua hal yaitu hasil penelitian dan pembahasannya.
2.Hasil penelitian merupakan inti karya tulis ilmiah karena pada bagian ini disajikan data dan informasi yang ditemukan dalam kegiatan tersebut yang nantinya akan digunakan sbg dasar penyimpulan.
3.Hasil kegiatan dapat memuat data utama, data penunjang, dan pelengkap yang diperlukan. Bentukpenyajiannya dapat berupa teks, tabel, grafik, bagan atau foto.
4.Pembahasan memuat kajian (analisis), bahasan dan verifikasi dari hasil kegiatan/penelitian.
5.Bagian ini merupakan bagian kemampuan penulis dalam menguji hipotesis dan menentukan alternatif pemecahan masalah.
6.Hasil kegiatan/penelitian harus dibandingkan dan dikonfrontasi dengan teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terdapat dalam tinjauan pustaka, baik yang seiring maupun yang berlawanan.
7.selain itu perlu juga dilengkapi alasan dan pertimbangan mengapa hasil kegiatan atau penelitian tersebut sesuai atau berlawanan dengan teori atau hasil penelitian terdahulu. Alasan yang diberikan dapat berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif, kuantitatif atau secara statistik.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan harus merupakan pernyataan singkat dan akurat yang diperoleh hanya dari bab hasil dan pembahasan.
2.Kesimpulan merupakan jawaban terhadap permasalahan dan sedapat mungkin berkorespondensi dengan tujuan kegiatan.
3.Saran merupakan implikasi dari hasil kegiatan, jadi saran ini juga harus diambil dari bab hasil dan pembahasan serta kesimpulan.
4.Saran merupakan pengalaman dan pertimbangan penlis yang diperuntukkan bagi penulis lain dalam bidang sejenis.
Selasa, 09 Februari 2010
Pengolahan Kecap Air Kelapa
Pendahuluan
Produksi buah kelapa di Indonesia cukup banyak dan pemanfaatannya masih terbatas dan kebanyakan diprioritaskan untuk kelapa yang juga berlimpah masih belum banyak alternatifuntuk mengoptimalkan pemanfaatan air suatu produk yang murah dan pembuatannya mudah yaitu kecap manis dan asin.
Kecap merupakan salah satu jenis bumbu masakan yang banyak disukai. Biasanya digunakan untuk campuran makan bubur, bakso, soto, sate dan banyak lagi makanan lainnya, dan bahkan penggunaannya telah sampai kepedalaman.
Pada prinsipnya, pembuatan kecap dan air buah kelapa sama dengan pembuatan kecap dan kacang kedelai; bahkan jauh lebih mudah dan tidak memakan waktu pembuatan yang terlalu lama.
Pembuatan Kecap Manis dari air kelapa
(untuk membuat 1,2 liter kecap manis)
Bahan Jumlah
Air kelapa 2 liter
Gula merah 800 gram (8 otis) atau sesuai selera
Kedelai bubuk 200 gram (2 ons)
Keluwak 120 gram
Laos 40 gram
Bawang putih 30 gram
Sereh 4 batang
Daun salam 4 lembar
Vetsin 10 gram
Pengawet/natrium benzoat 0,4 gram (0,2%)
Pehkak 6 gram
Kemiri 20 gram
Wijen 20 gram
Cara pengolahannya :
1.Pehkak dan wijen disangrai, kemudian digiling halus.
2.Selanjutnya keluwak dan kemiri dihaluskan.
3.Air kelapa disaring dan sisa sabut kelapa dan kotoran lainnya, masukan ke dalam wajan yang telah disiapkan. Masukkan ulekan gula merah, ulekan bawang putih, kedelai bubuk (hasil proses penjamuran), keluwak, kemiri, pehkak dan wijen, kemudian dimasak hingga warnanya berubah menjadi kekuning-kuningan dan mulai kental.
4.Sereh dan laos dipipihkan, daun salam dan vetsin dimasukkan ke dalam wajan.
5.Panaskan terus di atas kompor dengan api kecil sambil diaduk selama kurang lebih 2 jam, hingga warna larutan berubah menjadi hitam dan kental. Setelah itu angkat dari kompor dan dinginkan.
6.Supaya tahan lebih lama, ke dalam kecap bisa ditambahkan natrium benzoat.
7.Selanjutnya disaring dan dimasukkan kedalam botol yang bersih dan steril. Untuk mendapatkan botol yang steril bisa dilakukan dengan cara merebus botol dalam wajan berisi air hingga mulut botol (terendam) selama kurang lebih 15 menit dan keningkan dengan posisi mulut botol di bawah.
8.Kecap manis dan air kelapa siap digunakan atau dipasarkan
Catatan:
Kedelai bubuk dapat dibuat dengan dua cara:
1.Dari bahan tempe Beli tempe yang bermutu baik di pasar, bisa .dilihat dari bau wangi khas tempe dan kedelai yang kompak terbalut dengan jamur di sekelilingnya. Selanjutnya tempe tersebut diiris tipis dan dijemur hingga kering. Kemudian tempe dihaluskan / digiling dan diayak.
2.Proses penjamuran kedelai Rendam sebanyak 1 kg kedelai dengan 3 liter air dingin / mentah selama 1 malam. Setelah itu cuci dengan air dingin hingga kulit an kedelai mengelupas. Selanjutnya ditambah air 3 liter dimasak selama 1 jam, angkat dari kompor, buang air dan tiriskan dengan saringan plastik. Selanjutnya dihamparkan di nyiru, lalu tutup dengan nyiru lain dan simpan selama 3 hari. Setelah 3 hari akan terbentuk kedelai berjamur seperti tempo lalu dijemur sampai kering. Giling tempe kering dan diayak dengan saringan plastik hingga menjadi bubuk kedelai.
Kandungan nutrisi kecap air kelapa
Air kelapa merupakan bagian dan buah kelapa yang mempunyai kandungan nutrisi / zat gizi cukup lengkap bagi kesehatan manusia. Pembuatan kecap di Indonesia kebanyakan dilakukan secara tradisional yaitu dengan fermentasi oleh kapang.
Menurut Standar Industri Indonesia (SII No. 32 th 1974), kecap adalah cairan kental yang mengandung protein yang diperoleh dari rebusan kedelai yang telah diragikan dan ditambahkan gula, garam serta rempah-rempah.
Keuntungan pembuatan kecap dan air kelapa antara lain prosesnya lebih cepat dan lebih mudah dan pada pembuatan kecap dan kedelai. Dengan penambahan kedelai atau tempe (1 kg / I0 liter untuk mutu I dan 0,7 kg / 10 liter untuk mutu II), kandungan proteinnya dapat memenuhi syarat mutu kecap.
Produksi buah kelapa di Indonesia cukup banyak dan pemanfaatannya masih terbatas dan kebanyakan diprioritaskan untuk kelapa yang juga berlimpah masih belum banyak alternatifuntuk mengoptimalkan pemanfaatan air suatu produk yang murah dan pembuatannya mudah yaitu kecap manis dan asin.
Kecap merupakan salah satu jenis bumbu masakan yang banyak disukai. Biasanya digunakan untuk campuran makan bubur, bakso, soto, sate dan banyak lagi makanan lainnya, dan bahkan penggunaannya telah sampai kepedalaman.
Pada prinsipnya, pembuatan kecap dan air buah kelapa sama dengan pembuatan kecap dan kacang kedelai; bahkan jauh lebih mudah dan tidak memakan waktu pembuatan yang terlalu lama.
Pembuatan Kecap Manis dari air kelapa
(untuk membuat 1,2 liter kecap manis)
Bahan Jumlah
Air kelapa 2 liter
Gula merah 800 gram (8 otis) atau sesuai selera
Kedelai bubuk 200 gram (2 ons)
Keluwak 120 gram
Laos 40 gram
Bawang putih 30 gram
Sereh 4 batang
Daun salam 4 lembar
Vetsin 10 gram
Pengawet/natrium benzoat 0,4 gram (0,2%)
Pehkak 6 gram
Kemiri 20 gram
Wijen 20 gram
Cara pengolahannya :
1.Pehkak dan wijen disangrai, kemudian digiling halus.
2.Selanjutnya keluwak dan kemiri dihaluskan.
3.Air kelapa disaring dan sisa sabut kelapa dan kotoran lainnya, masukan ke dalam wajan yang telah disiapkan. Masukkan ulekan gula merah, ulekan bawang putih, kedelai bubuk (hasil proses penjamuran), keluwak, kemiri, pehkak dan wijen, kemudian dimasak hingga warnanya berubah menjadi kekuning-kuningan dan mulai kental.
4.Sereh dan laos dipipihkan, daun salam dan vetsin dimasukkan ke dalam wajan.
5.Panaskan terus di atas kompor dengan api kecil sambil diaduk selama kurang lebih 2 jam, hingga warna larutan berubah menjadi hitam dan kental. Setelah itu angkat dari kompor dan dinginkan.
6.Supaya tahan lebih lama, ke dalam kecap bisa ditambahkan natrium benzoat.
7.Selanjutnya disaring dan dimasukkan kedalam botol yang bersih dan steril. Untuk mendapatkan botol yang steril bisa dilakukan dengan cara merebus botol dalam wajan berisi air hingga mulut botol (terendam) selama kurang lebih 15 menit dan keningkan dengan posisi mulut botol di bawah.
8.Kecap manis dan air kelapa siap digunakan atau dipasarkan
Catatan:
Kedelai bubuk dapat dibuat dengan dua cara:
1.Dari bahan tempe Beli tempe yang bermutu baik di pasar, bisa .dilihat dari bau wangi khas tempe dan kedelai yang kompak terbalut dengan jamur di sekelilingnya. Selanjutnya tempe tersebut diiris tipis dan dijemur hingga kering. Kemudian tempe dihaluskan / digiling dan diayak.
2.Proses penjamuran kedelai Rendam sebanyak 1 kg kedelai dengan 3 liter air dingin / mentah selama 1 malam. Setelah itu cuci dengan air dingin hingga kulit an kedelai mengelupas. Selanjutnya ditambah air 3 liter dimasak selama 1 jam, angkat dari kompor, buang air dan tiriskan dengan saringan plastik. Selanjutnya dihamparkan di nyiru, lalu tutup dengan nyiru lain dan simpan selama 3 hari. Setelah 3 hari akan terbentuk kedelai berjamur seperti tempo lalu dijemur sampai kering. Giling tempe kering dan diayak dengan saringan plastik hingga menjadi bubuk kedelai.
Kandungan nutrisi kecap air kelapa
Air kelapa merupakan bagian dan buah kelapa yang mempunyai kandungan nutrisi / zat gizi cukup lengkap bagi kesehatan manusia. Pembuatan kecap di Indonesia kebanyakan dilakukan secara tradisional yaitu dengan fermentasi oleh kapang.
Menurut Standar Industri Indonesia (SII No. 32 th 1974), kecap adalah cairan kental yang mengandung protein yang diperoleh dari rebusan kedelai yang telah diragikan dan ditambahkan gula, garam serta rempah-rempah.
Keuntungan pembuatan kecap dan air kelapa antara lain prosesnya lebih cepat dan lebih mudah dan pada pembuatan kecap dan kedelai. Dengan penambahan kedelai atau tempe (1 kg / I0 liter untuk mutu I dan 0,7 kg / 10 liter untuk mutu II), kandungan proteinnya dapat memenuhi syarat mutu kecap.
Minggu, 03 Januari 2010
Rangkuman Pengujian Mutu
Tujuan Pengujian Mutu Yaitu
1. Mengetahui beberapa standar yang dikembangkan untuk menentukan mutu produk non pangan
2. Menentukan mutu produk non pangan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Mutu suatu produk dan jasa dapat didefinisikan sebagai gabungan sifat-sifat yang khas yang terdapat dalam suatu produk dan jasa dan dapat membedakan setiap satuan produk dan jasa serta mempengaruhi secara nyata penentuan derajat penerimaan konsumen terhadap produk dan jasa tersebut.
Secara umum pengawasan mutu bertujuan untuk menghindarkan kemungkinan yang merugikan dalam kegiatan produksi dan perdagangan, menjaga dan memelihara mutu suatu produk dan jasa, menanamkan kepercayaan dalam usaha perdagangan guna meningkatkan pendapatan produsen, melindungi konsumen dari kemungkinan pemalsuan atau barang yang menyangkut keamanan, keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup.
Peran standardisasi dalam pengawasan mutu produk dan jasa merupakan hal yang tidak dapat lagi dihindari oleh dunia usaha. Karena itulah perlu diterapkannya standar mutu yang bisa menjembatani penilaian produk dan jasa di berbagai belahan dunia.
Standar Nasional Indonesia merupakan standar mutu yang diterapkan di Indonesia. Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN. Kebijakan Standar Nasional Indonesia mencakup landasan hukum dan kebijakan yang melandasi dan mengikat perkembangan sub-sistem pengembangan SNI, sub-sistem penilaian kesesuaian, dan sub-sistem penerapan SNI sebagai suatu kesatuan sistem yang utuh (holistik)
Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas di antara para stakeholder, maka sesuai dengan WTO Code of good practice maka SNI harus memenuhi sejumlah norma yaitu :
a. Openness : Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI.
b. Transparency : Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya . Dan dapat dengan mudah memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan pengembangan SNI.
c. Consensus and impartiality : Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan secara adil.
d. Effectiveness and relevance : Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Coherence : Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional.
Development dimension : Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
Dengan demikian pemberlakuan SNI wajib perlu dilakukan secara berhati-hati untuk menghindarkan sejumlah dampak sebagai berikut :
(a) Menghambat persaingan yang sehat
(b) Menghambat inovasi
(c) Menghambat perkembangan UKM
SNI Wajib adalah SNI yang diberlakukan wajib oleh pimpinan instansi teknis yang berwenang terhadap barang dan atau jasa karena SNI tersebut menyangkut keamanan, keselamatan, kesehatan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
SNI Abolisi adalah SNI yang menunjukan bahwa SNI tersebut tidak diperlukan lagi, maka akan dilakukan abolisi. Diperkuat dengan surat penetapan BSN yang menyatakan ditarik dan tidak berlaku lagi.
SNI Revisi adalah SNI yang menunjukan keperluan perubahan substansi yang cukup luas atau menyeluruh sehingga SNI tersebut perlu di revisi. Sesuai dengan PP No 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi pada pasal 8, menyebutkan ”Kaji ulang dan revisi Standar Nasional Indonesia dilaksanakan oleh Panitia Teknis melalui konsensus dari semua pihak yang terkait.” Tenggang waktu masa berlaku bagi SNI yang sudah direvisi perlu ditetapkan untuk memberi kesempatan bagi LPK maupun industri untuk menyesuaikan produk terhadap SNI baru. SNI revisi akan dinyatakan tidak berlaku lagi setelah tenggang waktu masa berlaku habis.
1. Mengetahui beberapa standar yang dikembangkan untuk menentukan mutu produk non pangan
2. Menentukan mutu produk non pangan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Mutu suatu produk dan jasa dapat didefinisikan sebagai gabungan sifat-sifat yang khas yang terdapat dalam suatu produk dan jasa dan dapat membedakan setiap satuan produk dan jasa serta mempengaruhi secara nyata penentuan derajat penerimaan konsumen terhadap produk dan jasa tersebut.
Secara umum pengawasan mutu bertujuan untuk menghindarkan kemungkinan yang merugikan dalam kegiatan produksi dan perdagangan, menjaga dan memelihara mutu suatu produk dan jasa, menanamkan kepercayaan dalam usaha perdagangan guna meningkatkan pendapatan produsen, melindungi konsumen dari kemungkinan pemalsuan atau barang yang menyangkut keamanan, keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup.
Peran standardisasi dalam pengawasan mutu produk dan jasa merupakan hal yang tidak dapat lagi dihindari oleh dunia usaha. Karena itulah perlu diterapkannya standar mutu yang bisa menjembatani penilaian produk dan jasa di berbagai belahan dunia.
Standar Nasional Indonesia merupakan standar mutu yang diterapkan di Indonesia. Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN. Kebijakan Standar Nasional Indonesia mencakup landasan hukum dan kebijakan yang melandasi dan mengikat perkembangan sub-sistem pengembangan SNI, sub-sistem penilaian kesesuaian, dan sub-sistem penerapan SNI sebagai suatu kesatuan sistem yang utuh (holistik)
Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas di antara para stakeholder, maka sesuai dengan WTO Code of good practice maka SNI harus memenuhi sejumlah norma yaitu :
a. Openness : Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI.
b. Transparency : Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya . Dan dapat dengan mudah memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan pengembangan SNI.
c. Consensus and impartiality : Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan secara adil.
d. Effectiveness and relevance : Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Coherence : Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional.
Development dimension : Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
Dengan demikian pemberlakuan SNI wajib perlu dilakukan secara berhati-hati untuk menghindarkan sejumlah dampak sebagai berikut :
(a) Menghambat persaingan yang sehat
(b) Menghambat inovasi
(c) Menghambat perkembangan UKM
SNI Wajib adalah SNI yang diberlakukan wajib oleh pimpinan instansi teknis yang berwenang terhadap barang dan atau jasa karena SNI tersebut menyangkut keamanan, keselamatan, kesehatan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
SNI Abolisi adalah SNI yang menunjukan bahwa SNI tersebut tidak diperlukan lagi, maka akan dilakukan abolisi. Diperkuat dengan surat penetapan BSN yang menyatakan ditarik dan tidak berlaku lagi.
SNI Revisi adalah SNI yang menunjukan keperluan perubahan substansi yang cukup luas atau menyeluruh sehingga SNI tersebut perlu di revisi. Sesuai dengan PP No 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi pada pasal 8, menyebutkan ”Kaji ulang dan revisi Standar Nasional Indonesia dilaksanakan oleh Panitia Teknis melalui konsensus dari semua pihak yang terkait.” Tenggang waktu masa berlaku bagi SNI yang sudah direvisi perlu ditetapkan untuk memberi kesempatan bagi LPK maupun industri untuk menyesuaikan produk terhadap SNI baru. SNI revisi akan dinyatakan tidak berlaku lagi setelah tenggang waktu masa berlaku habis.
Langganan:
Postingan (Atom)