Selasa, 25 Mei 2010

PENGUJIAN MUTU AIR DAN LIMBAH

BOD
kebutuhan Oksigen biokimia (Biochemical Oxigen Demand/BOD) jumlah mg oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba anaerobik untuk menguraikan bahan organik karbon dalam 1 L air selama 5 hari pada suhu 20 derajat C kurang lebih 1 derajat C
COD
Chemical Oxigen Demand(COD)=jumlah mg oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dan anorganik secara kimiawi ataupun microbiologi dalam 1 liter air. jumlah oksidan Cr2O7 yang beraksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk setiap 1000ml contoh uji
prinsip COD Senyawa organik dan anorganik terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7 dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+
TSS(total suspention Solid)
residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 mikro atau lebih besar dari ukuran partikel koloid
PARAMETER FISIK AIR
1.Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan. Di perairan, cahaya memilki dua fungsi utama (Jeffries dan Mills, 1996):
•Memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis densitas) dan selanjutnya menyebabkan terjadinya pencampuran massa dan kimia air. Perubahan suhu juga mempengaruhi tingkat kesesuain perairan sebagai habitat bagi suatu organisme akuatik, karena setiap organisme akuatik memiliki kisaran suhu minimum dan maksimum bagi kehidupannya.
•Merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis algae dan tumbuhan air.

2.Suhu
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Peningkatan suhu mengakibatkan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi, menyebabkan penurunan larutan gas dalam air misalnya O2, CO2, N2, CH4 dsb selain itu peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya peningkatan konsumsi oksigen.

3.Kecerahan dan Kekeruhan
•Kecerahan tergantung warna dan kekeruhan . Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk yang dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, padatan tersuspensi dan ketelitian analis.
•Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air.
•Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (ex: lumpur dan pasir halus), maupun bahan organik dan anorganik yang berupa plankton dan mikroorganisme. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas.
•Alat pengukur turbiditas air yaitu: Jackson Candler Turbidimeter (satuan 1 JTU yang bersifat visual yang membandingkan air sampel dengan air standar), metode Nephelometric (sumber cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar denga satua NTU)
•Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Misalnya air laut memiliki nilai padatan terlarut tinggi tetapi tidak berarti memiliki nilai kekeruhan tinggi.

4.Warna
warna perairan dikelompokkan menjadi dua yaitu:
•Warna sesungguhnya (true color): warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut. Pada penentuan warna true color , bahan-bahan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu.
•Warna tampak (apparent color): warna yang hanya tidak disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi.
Warna perairan umumnya disebabkan oleh partikel koloid bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna di perairan dapat dilakukan dengan penambahan koagulan yang bermuatan positif, misalnya alumunium dan besi.
5.Padatan total, terlarut dan tersuspensi
•Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu. Residu dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat merupakan anion utama di perairan telah mengalami transformasi menjadi CO2, sehingga CO2 dan gas-gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalam nilai padatan total
•Total padatan tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter >1 µm) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 µm. TSS terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, terutama disebabkan oleh kikisan ntanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air.
•Total padatan terlarut (Total Dissolved Solid) adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10 -6 mm) dan koloid (diameter < 10 -6 mm - < 10 -3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm.

6.Konduktivitas
Konduktivitas (daya hantar listrik) adalah gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran air. Oleh karena itu semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai daya hantar listrik.

7.Salinitas
Salinitass adalah konsentrasi total ion yang terdapat di perairan. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.

Tidak ada komentar: